kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak merdeka dan angkat senjata lagi
tapi siapakah yang tak lagi mendengar deru kami
terbayang kam i maju dan mendekap hati
kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
kami mati muda, yang tinggal ulang diliputi debu
kenang-kenanglah kami
kami sudah coba apa yang kami bisa
tapi kerja belum selesai
belum bisa memperhitunhkan arti 45 ribu nyawa
kami cuma tulang-tulang berserakan
tapi adalah kepunyaanmu
kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangab dan harapan
atau tidak untuk apa-apa
kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
kaulah sekarag yang berkata
kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding ayng berdetak
kenang-kenanglah kami
teruskan teruskan jiwa kami
menjaga bung karno
menjaga bung hatta
menjaga bung syahrir
kami sekarang mayat
berikan kami arti
berjagalah terus digaris batas pernyataan dan impian
kenang kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
beribu kami terbaring antara karawang bekasi
karya: chairil anwar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar